Rabu, 27 Januari 2010

ATM Fobia


ATM nampaknya masih menjadi target operasi yg menarik bagi perampok.Berbagai modus baru kejahatan yg menggunakan media ATM terus muncul.Mulai penyumbatan kartu di mesin ATM lalu mengarahkan nasabah untuk menghubungi nomor telepon palsu yg ditempel di mesin ATM.Selanjutnya nasabah akan didikte untuk menyebutkan nomor PIN dan mentransfer dananya. Sampai yg paling ekstrem kawanan perampok membawa kabur mesin ATM yang di dalam brankasnya berisi ratusan juta uang tunai.


Minggu ini kita dikejutkan dgn raibnya saldo nasabah bank-bank (BCA,BNI,Mandiri,BRI dan Permata ) di Bali akibat pembobolan oleh sindikat perampok.Lagi2 dgn menggunakan media ATM.Total dana yg raib diperkirakan sekitar Rp.4 M!! Modusnya dgn menduplikasi data dan PIN kartu ATM dgn menggunakan alat skimmer yg dipasang di mesin ATM.Kejadian ini tentu bisa menimbulkan kepanikan (rush) dan ketakutan masyarakat untuk bertransaksi di ATM.Orang berbondong-bondong mengecek saldo tabungannya dan ujung-ujungnya pihak Bank yg jadi sasaran komplain para korban.


ATM atau Automatic Teller Machine ditujukan untuk memudahkan dan mempercepat transaksi perbankan, seperti tarik tunai,transfer,pembayaran tagihan,dll.Sehingga nasabah tidak perlu antre berlama-lama di teller.Untuk dpt bertransaksi di ATM,pihak bank akan memberikan kartu ATM dan nomor PIN standar (biasanya antara 4-6 digit) pada nasabah.Nomor PIN ini bersifat rahasia dan untuk security, PIN standar ini nantinya harus diubah oleh ybs.Manually,orang akan kesulitan untuk mereka kombinasi nomor PIN ATM orang lain.


Kecanggihan tehnologi dan intelektualitas abad ini bisa menciptakan sebuah alat yg dinamai skimmer yg bisa mencopy data kartu dan nomor PIN ATM yg dipasang sedemikian rupa di mesin ATM.Finally,satu per satu korban masuk perangkap.Kartu ATM kemudian di cloning dan perampok siap beraksi menguras saldo tabungan.Sangat Cerdas...!!


Berbagai upaya dilakukan.Mulai pemasangan kamera CCTV,pengamanan ATM diperketat,hingga anjuran BI agar bank-bank menggunakan kartu chip untuk kartu ATM.Namun yang paling penting kita dituntut untuk lebih berhati-hati dan waspada dalam bertransaksi di ATM.Sebab,betapapun canggihnya tehnologi selalu akan ada kelemahannya dan upaya untuk mencari-cari kelemahannya oleh orang-orang tertentu.Pada akhirnya tidak hanya nasabah yg menjadi korban,tapi pihak bank pun juga dituntut bertanggung jawab terhadap dana yang hilang.

Tidak ada komentar: